Produk

Kamis, 17 November 2011

SEJARAH DISTRO

Distro, singkatan dari distribution store atau distribution outlet adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. 
Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 diantaranya ada di Bandung. Distro dan industri clothing kini sudah menjadi industri besar meskipun pelakunya banyak yang berskala kecil atau amat kecil. Setidaknya terdapat 400 industri clothing dan kaos distro di Bandung dgn omzet Rp 25 miliar per bulan. Distro pun sudah menyebar di 94 kota di Indonesia. 
 
Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band indefenden di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka Meski begitu, pada pergantian abad ke-20, arus utama mode mulai mengadopsi berbagai gaya yang berasal dari pinggir, yg ”liyan”. Desainer muda yg muncul pada era itu, entah karena mengalami sendiri atau karena melihat, dan ingin muncul dgn ”gaya berbeda” lalu mengadopsi gaya berpakaian ekstrem itu, seperti Jean-Paul Gauliter dan Vivienne Westwood pada awal karier mereka. Kini, keduanya adalah desainer dan pengusaha mode besar di arus utama.

(Dari beberapa sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

HARDBandung